Makna Ritual Tari Kejei dalam Budaya Rejang Ditinjau dari Analisis Semiotik

Reni, Oktalia Harva and Verolyna, Dita and Syaputri Kurnia, Intan (2024) Makna Ritual Tari Kejei dalam Budaya Rejang Ditinjau dari Analisis Semiotik. Sarjana thesis, Institut Agama Islam Negeri Curup.

[img] Text
okta.pdf

Download (3MB)

Abstract

Ritual persiapan yang harus dilakukan sebelum tarian kejei digelar yaitu. Mbu’eak gung kecintang adalah kegiatan menurunkan alat-alat musik tarian kejei ke balie dimulai dengan prosesi melumuri alat alat musik menggunakan bu’eak minyak, kemudian melakukan Kedurei yaitu semua masyarakat dan tetua adat dikumpulkan dalam balie mengelilingi dukun atau piawang dalam acara mbu’eak minyak gung kucitang, ritual yang ketiga setelah Kedurei adalah Sambie Pengela ialah pembacaan doa atau mantra oleh piawang dan dalam persiapan sebelum melakukan tarian kejei yakni Penjemputan puko kerjo adalah tuan rumah dijemput oleh Tuwei batin untuk turun ke Balei sebelum anak sanggai menari. penelitian ini untuk mengetahui Bagaimana struktur rangkain ritual adat dalam tari kejei dalam budaya rejang Apa saja makna ritual tari kejei melalui kajian analisis semiotik. metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode kualitatif. data penelitian bersumber dari data primer dan sekunder. Data primer yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data sekunder diperoleh dari perpustakaan,buku-buku, skripsi, jurnal maupun referensi yang ada kaitannya dengan penelitian tentang kebudayan dan analisis semiotikhasil temuan struktur rangkain ritual tari kejei dalam budaya rejang memiliki lima rangkain yaitu kedurei yang dibagi menjadi 2 kedurei sudut,kedurei agung,mbu''ek minyak gung kucintang,bedak langgir ,penejmputan jakso dan sambei pangela dan kemudian hasil peneliti menemukan makna dari ritual tari kejei tersebut dan penelitian ini dikaji dengan analisis semiotik piecer Berdasarkan hasil penelitian dari makna ritual tari kejei dalam budaya rejang ditinjau dalam analisis semiotik piecer menunjukan bahwah Peneliti menemukan 1. rangkain ritual ini kedurei dibagi menjadi dua yaitu kedurei sudut dan kedurei agung yang mana masing masing ritual diadakan secara terpisah jika kedurei sudut dilaksanakan dimalam hari maka kedurei agung dilaksanakan siang hari kemudian struktur rangkain lainnya adalah bedak langgir dilakukan sebelum kejei dilaksanakan, kemudian mbu’ek minyak gung kucintang dilakukan sebagai syarat untuk ritual menurunkan alat kulintang dan gung. 2. Makna yang terkandung dalam kedurei sudut dan kedurei agung sama-sama memiliki makna sebagai media berpamitan kepada leluhur terdahulu dan meminta perlindungan kepada allah swt agar dilindungi dari hal hal yang tidak diinginkan atau gangguan dari mahkluk halus atau kiriman teluk atau santet, ritual selanjutnya yaitu mbuk’ek minyak gung kucintang yang mana bermakna sebagiai penyempuraan alat agar suara menjadi merdu. Kata Kunci : Makna Ritual, Budaya, Analisis Semiotik

Item Type: Thesis (Sarjana)
Creators:
CreatorsEmail
Reni, Oktalia Harvaoktalia.mhs@iaincurup.ac.id
Verolyna, Ditaditaverolyna@iaincurup.ac.id
Syaputri Kurnia, Intanintankurniasyaputri@gmail.com
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology > BV1460 Religious Education
L Education > LB Theory and practice of education > LB1501 Primary Education
L Education > LB Theory and practice of education > LB1603 Secondary Education. High schools
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Komunikasi Penyiaran Islam
Depositing User: akun4 akun4
Date Deposited: 22 Jul 2024 04:01
Last Modified: 22 Jul 2024 08:45
URI: http://e-theses.iaincurup.ac.id/id/eprint/6864

Actions (login required)

View Item View Item