Yulia Muhsari, Ayu and Verolyna, Dita and Kurnia Syaputri, Intan (2025) Teknik Reframing Oleh Mediator Non Hakim dalam Mediasi Perkara Perceraian. Sarjana thesis, Institut Agama Islam Negeri Curup.
![]() |
Text
Ayu Yulia Muhsari.pdf - Accepted Version Download (3MB) |
Abstract
Perceraian di Indonesia mengalami peningkatan akibat berbagai faktor seperti masalah ekonomi, perselingkuhan, KDRT, judi, dan pernikahan dini. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh pasangan yang bercerai, tetapi juga memengaruhi psikologi anak, menciptakan ketidakstabilan komunikasi dalam keluarga, serta menimbulkan stigma sosial. Dalam konteks ini, mediasi perceraian menjadi salah satu solusi untuk mengurangi dampak negatif perpisahan, terutama melalui peran mediator non-hakim yang menggunakan teknik reframing untuk mengubah persepsi negatif menjadi pemahaman yang lebih konstruktif. Teknik reframing bertujuan menciptakan penyelesaian konflik yang objektif dengan terlebih dahulu membangun pendekatan rasional sebelum menggali persepsi dan emosi yang melatarbelakangi sikap masing-masing pihak. Penelitian kualitatif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi menunjukkan bahwa mediator berperan aktif dalam mengidentifikasi akar masalah, memfasilitasi refleksi kritis, serta memperkenalkan perspektif alternatif. Cormier menjelaskan bahwa proses ini melibatkan tahapan sistematis, mulai dari rasionalitas, identifikasi persepsi, refleksi kritis, hingga penawaran sudut pandang baru untuk membuka pola pikir yang lebih fleksibel. Meskipun efektif dalam mengurangi ketegangan emosional dan membangun komunikasi positif, teknik ini menghadapi tantangan seperti ego individu yang kuat, hambatan komunikasi, ketidakhadiran salah satu pihak, serta kompleksitas faktor psikologis dan sosial budaya. Oleh karena itu, mediator harus memiliki pendekatan yang adaptif dan kesabaran ekstra agar proses reframing tetap berjalan efektif di tengah dinamika mediasi yang kompleks. Teknik reframing oleh mediator non-hakim dalam mediasi perceraian terbukti mampu mengubah persepsi negatif menjadi solusi konstruktif dengan pendekatan rasional dan komunikasi persuasif. Melalui tahapan sistematis, mediator membantu pihak-pihak yang berkonflik untuk merefleksikan masalah secara kritis dan menerima sudut pandang baru demi mencapai kesepakatan berkelanjutan. Namun, tantangan seperti ego, hambatan komunikasi, dan faktor psikososial memerlukan pendekatan yang fleksibel dan kesabaran dari mediator. Dengan demikian, teknik ini tidak hanya membantu menyelesaikan konflik perceraian secara lebih damai tetapi juga mengurangi dampak negatifnya, terutama pada anak dan hubungan keluarga pascaperceraian. Keberhasilan reframing sangat bergantung pada kemampuan mediator menyesuaikan strategi dengan dinamika pihak-pihak yang terlibat, sehingga mediasi dapat berjalan efektif meskipun di tengah berbagai tantangan.
Item Type: | Thesis (Sarjana) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Subjects: | H Social Sciences > HC Economic History and Conditions H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor T Technology > T Technology (General) |
||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Komunikasi Penyiaran Islam | ||||||||
Depositing User: | akun3 akun3 | ||||||||
Date Deposited: | 10 Jul 2025 07:16 | ||||||||
Last Modified: | 10 Jul 2025 07:16 | ||||||||
URI: | http://e-theses.iaincurup.ac.id/id/eprint/8342 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |