SIM Bagi Wanita Saudi Dalam Pandangan Maqashid Syariah.

Winata, Alek Candra and Ridwan, Rifanto Bin and Karolina, Asri (2023) SIM Bagi Wanita Saudi Dalam Pandangan Maqashid Syariah. Masters thesis, Institut Agama Islam Negeri Curup.

[img] Text
Tesis Upload.pdf

Download (2MB)

Abstract

Sampai tahun 2017 Arab Saudi masih menjadi satu-satunya negara yang tidak mengizinkan para wanita mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM), yang demikian itu karena adanya Fatwa Dewan Ulama yang melarang para wanita Arab Saudi bepergian tanpa didamping muhrimnya. Tapi karena besarnya tekanan dari para aktifis gender yang mengingingkan kesetaraan antara lelaki dan perempuan dalam mendapatkan SIM. Sehingga pada akhirnya pada tahun 2017 Raja Salman mengeluakan dekrit yang berisi tentang dibolehkannya bagi para wanita untuk mendapat SIM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi dibolehkannya wanita mendapat SIM dan juga pandangan syariah terhadap keputusan pemerintah Saudi ini. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library research) dengan pendekatan diskritif kualitatif melalui pengumpulan data dengan teknik studi dokumen. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis menggunakan teori maqashid syariah. Penelitian ini mendapati bahwa : faktor yang memperngaruhi diberikannya SIM kepada para wanita adalah : a. penerapan kesetaraan hak antara lelaki dan wanita, sehingga wanita dipandang perlu untuk mendapat SIM, b. peluang kerja yang terbuka luas bagi para wanita menjadikan pemerintah terus bekerja keras memenuhi sarana dan prasarana bagi memastikan para wanita tidak mengalami kendala dalam menjalankan tugas yang diemban, salah satu kemudahan yang diberikan pemerintah adalah dengan memberikan SIM kepada mereka, c. Untuk meningkatkan kemandirian wanita menjelang wawasan 2030 pemerintah saudi memandang perlunya pemberian SIM bagi wanita agar pergerakan mereka tidak tergantung pada para muhrim. Kedua : Pemberian SIM dengan segala persyaratannya adalah bagian dari pada saddu al-dzari’ah atau menjcegah dari berlakukanya kemudaratan. Pelarangan seseorang untuk mengemudi dalam kondisi tidak memiliki SIM adalah salah bentuk dalam melindungi jiwa (hifz alNafs) dari mara bahaya. Yang demikian itu sangat sesuai dengan panduan yang digarisan oleh syariat yang tertuang dalam salah satu tujuan pensyariatan (maqashid al-Syariah) adalah hifz al-nafs (menjaga jiwa) dari segala mara bahawa yang mengancam

Item Type: Thesis (Masters)
Creators:
CreatorsEmail
Winata, Alek CandraUNSPECIFIED
Ridwan, Rifanto BinUNSPECIFIED
Karolina, Asriasrikarolina@gmail.com
Uncontrolled Keywords: SIM bagi wanita Saudi, Menjaga Jiwa, Maqashid Syariah
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Pasca_Sarjana > Hukum Keluarga Islam-S2
Depositing User: akun6 akun6
Date Deposited: 15 Aug 2023 08:54
Last Modified: 15 Aug 2023 08:54
URI: http://e-theses.iaincurup.ac.id/id/eprint/4999

Actions (login required)

View Item View Item