Makna Pemimpin Dalam Surat Al-MaaIdah Ayat 51 Kajian Tafsir Al-Mishbah Dan Relevansinya Dengan Kepemimpinan Di Indonesia

Darusalam, Muhamad and Rahman, Abdul and Bahri, Syaiful (2021) Makna Pemimpin Dalam Surat Al-MaaIdah Ayat 51 Kajian Tafsir Al-Mishbah Dan Relevansinya Dengan Kepemimpinan Di Indonesia. Sarjana thesis, IAIN CURUP.

[img] Text
MUHAMAD DARUSALAM5.pdf

Download (2MB)

Abstract

Pada dasarnya Al-Qur”an tidak pernah secara tersirat menyebutkan kata pemimpin, karena kepemimpinan (leadership) merupakan istilah dalam menejemen organisasi. Kepemimpinan non-Muslim di Indonesia masih menimbulkan pro dan kontrak di kalangan agamawan dan pemerintah. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh adanya pemahaman masyarakat terhadap teks-teks keagamaan seperti surat Al-Maa-Idah ayat 51 yang secara tekstual dipahami dipahami sebagai larangan memilih pemimpin non-Muslim. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pandangan M. Quraish Shihab tentang makna pemimpin (Awliya) dan mengetahui pemaknaan kata Awliya dan relevansinya dengan kepemimpinan di Indonesia. Dalam menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan penelitian Library Research yang umumnya didasarkan pada penelitian kualitatif deskriptif, dengan cara mengumpulkan data primer maupun sekunder dari obyek obyek yang dikaji. Jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu Library Research, data dikumpulkan dengan cara mengumpulkan buku buku atau referensi yang relevan atau akurat, serta membaca dan mempelajari untuk memperoleh sebuah data atau kesimpulan yang berkaitan dengan pembahasan judul dari penelitian. Dari pandangan M. Qurais Shihab terhadap makna pemimpin (Awliya) terlalu singkat dalam penjelasannya, hal inilah yang belum bisa terbaca secara jelas namun, penafsiran yang singkat tidak mempersulit masyarakat awam untuk membaca dan memahami tafsir Al-Qur”an. Namun, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya M. Quraish Shihab mengartikan makna kata Awliya dalam 4 makna yaitu Al-Waliyy (wali), teman setia, kerabat dekat dan beraliansi atau bersekutu. Tetapi dapat kita simpulkan juga bahwasannya hakikat makna Awliya itu adalah dekat. Jika dilihat dari hukum Islam dengan relevansi kepemimpinan di Indonesia yaitu dalam Al-Qur”an yang terdapat dalam QS. Al-Maa-Idah ayat 51 yang menjelaskan tentang larangan mengambil pemimpin dari golongan Yahudi dan Nasrani karena mereka merupakan pemimpin sebagian yang lain dan jika kita melanggarnya maka adanya penegasan atau ancaman bagi mereka yang mengan gkatnya sebagai pemimpin bahwa ia termasuk golongan mereka serta merupakan orang yang zalim, dan Allah SWT tidak akan memberikan petunjuk kepada orangorang yang zalim. Sedangkan jika dilihat dalam hukum positif yang terdapat dalam Undang-Undang Pilkada Nomor 10 Tahun 2016 tentang pemilihan Gubernur, Bupati,Walikota didalam Bab III pasal 7 yang berisi tentang persyaratan menjadi Gubernur dan tidak ditemukannya larangan, meskipun terhadap orang orang-orang non-Muslim.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Creators:
CreatorsEmail
Darusalam, MuhamadUNSPECIFIED
Rahman, AbdulUNSPECIFIED
Bahri, SyaifulUNSPECIFIED
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
L Education
Divisions: Fakultas Tarbiyah > Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Mr emeraldo nugroho
Date Deposited: 21 Aug 2023 02:26
Last Modified: 21 Aug 2023 02:26
URI: http://e-theses.iaincurup.ac.id/id/eprint/3566

Actions (login required)

View Item View Item