Andesra, Aan and Febriyarni, Busra and Yunita, Nurma (2023) At-Tamatsil dalam Alquran (Telaah Terhadap Pemikiran Al-Qurthubi, Quraish Shihab dan Buya Hamka). Sarjana thesis, Institut Agama Islam Negeri Curup.
Text
Fulltext.pdf - Accepted Version Download (1MB) |
Abstract
Peneitian ini bertujuan untuk menelaah pemikiran atau penafsiran AlQurthubi, Quraish Shihab dan Buya Hamka mengenai ayat-ayat tentang At-Tamatsil dalam Alquran yang terdapat dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 52 dan Surah Saba’ ayat 13, serta menganalisis perbandingan penafsiran Al-Qurthubi, Quraish Shihab dan Buya Hamka mengenai At-Tamatsil dalam Alquran. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (Library Research) dengan metode komparatif, di mana menjadikan Tafsir Jami’li Ahkam karya Al-Qurthubi, Tafsir Al-Mishbah karya Quraish Shihab dan Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka sebagai data primer. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif atau Muqarran dalam penelitian ini membandingkan hasil penafsiran para Mufassir terhadap surah Al-Anbiya’ ayat 52 dan surah Saba’ ayat 13 mengenai At-Tamatsil. Hasil penelitian menunjukkan beberapa kesimpulan, yaitu: pertama, pada surah Al-Anbiya’ ayat 52 menurut Al-Qurthubi bahwa At-Tamatsil dalam surat tersebut memiliki 2 sebutan, yaitu Al-Ashnam yang bermakna berhala dan At-Tamatsil yang berarti patung. Menurut Quraish Sihab bahwa Nabi Ibrahim as., menyebut apa yang disembah kaumnya adalah patung, Nabi Ibrahim tidak memanggilnya dengan tuhan atau menyebutkan nama asli mereka karena tegas bahwa apa yang disembah mereka adalah patung. Sedangkan menurut Buya Hamka bahwa patung yang mereka sebut tuhan, akankah dia berkuasa atas manusia atau tangan manusia yang membuatnya sehingga disembah sepanjang waktu yang tidak memiliki kuasa dan tidak berdaya. Dalam Surah Saba’ ayat 13 menurut Al-Qurthubi At-Tamatsil adalah sesuatu yang dibuat berbentuk seperti bentuk binatang atau bukan binatang, serta terbuat dari bahan materil seperti kaca, tembaga dan tanah liat. Menurut Quraish Shihab bahwa singgasana Nabi Sulaiman yang bertingkat enam. Sedangkan menurut Buya Hamka adalah sebuah seni yang bersifat materil dipergunakan untuk mempercantik suatu tempat, sebagai hiasan dan bukan sebagai sesembahan. Kedua, penafsiran Al-Qurthubi, Quraish Shihab dan Buya Hamka dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 52 sama adalah sesuatu yang menyerupai makhluk ciptaan Allah Swt., terbuat dari sesuatu yang bersifat materil di mana sesuatu tersebut tidak memiliki kuasa apapun. Pada surah Saba’ ayat 13 terdapat persamaan penafsiran, yaitu patung yang diciptakan atau dibuat pada masa Nabi Sulaiman as., pada ayat tersebut patung digunakan sebagai hiasan untuk memperindah suatu tempat dan bukan sebagai sesembahan. Dalam tafsir Al-Qurthubi terdapat tambahan patung yang dibolehkan di era modern seperti boneka atau patung yang cacat bentuknya.
Item Type: | Thesis (Sarjana) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc L Education > L Education (General) |
||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||||
Depositing User: | akun3 akun3 | ||||||||
Date Deposited: | 15 Mar 2023 01:30 | ||||||||
Last Modified: | 15 Mar 2023 01:30 | ||||||||
URI: | http://e-theses.iaincurup.ac.id/id/eprint/3340 |
Actions (login required)
View Item |