Hak Istri Menolak Rujuk Perspektif Imam Syafi’i dan Perundang-undangan di Indonesia

Novarisa, Septia and Yusefri, Yusefri and Ridwan, Rifanto Bin (2020) Hak Istri Menolak Rujuk Perspektif Imam Syafi’i dan Perundang-undangan di Indonesia. Sarjana thesis, IAIN Curup.

[img] Text
KASET TESIS RISA.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Rujuk merupakan indikasi bahwa Islam menghendaki suatu perkawinan berlangsung selamanya. Menurut Imam Syafi’i bahwa rujuk adalah hak untuk suami, sehingga istri tidak berhak menolaknya.Kebolehan mantan suami merujuki mantan istri tanpa memperdulikan kesediaan mantan istri tersebut, seperti disampaikan Imam Syafi’i tampaknya bertentangan dengan konsep keadilan. Suami dan istri masing-masing juga mempunyai hak yang sama untuk melakukan perbuatan hukum. Dengan adanya Peraturan Undang-Undang tersebut menguatkan posisi istri yang tidak mengiginkan rujuk dengan mantan suaminya. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diformulasikan rumusan masalah penelitian ini yaitu, pertama, pemahaman Imam Syafi’i tentang dalil hak rujuk suami, kedua, peraturan undang-undang di Indonesia memberi hak berupa istri untuk menolak rujuk, ketiga, analisis perbandingan maslahat antara pemikiran Imam Syafi’i dengan peraturan undang-undang di Indonesia. Penelitian ini bercorak library research. Sumber data diperoleh dari literatur kepustakaan, penelitian ini mengunakan Metode kualitatif normatif dengan pendekatan komperatif (comperative approach). Kesimpulan menurut Imam Syafi’i rujuk itu hak mutlak suami yang tidak tergantung pada kerelaan istri dasar pemikirannya terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 228, surah at-Talak ayat 2 dan hadis Nabi SAW, tersebut dipaham secara umum ‘am karena ia memahami dalil mengunakan metode bayani atau lughawiyyah Sedangkan Peraturan Undang-Undang tersebut menguatkan posisi istri yang tidak mengiginkan rujuk dengan mantan suaminya, agar tidak ada kesewenag-wenagan dari pihak tertentu. Perbadingan maslahat antara pemikiran Imam Syafi’i dan peraturan undang-undang peneliti menyimpulkan bahwa pemikiran Imam Syafi’i kurang relevan jika diterapkan pada zaman sekarang.karena perbedaan tempat, rentang waktu dan kultur masyarakat. Oleh karena itu tujuan peraturan tersebut dibentuk untuk mengurangi kemudharatan khusunya bagi istri, sehingga penolakan rujuk istri dibenarkan dalam Islam.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Creators:
CreatorsEmail
Novarisa, SeptiaUNSPECIFIED
Yusefri, YusefriUNSPECIFIED
Ridwan, Rifanto BinUNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Rujuk, Imam Syafi’i, Undang-Undang di Indonesia.
Subjects: H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman
Z Bibliography. Library Science. Information Resources > Z004 Books. Writing. Paleography
Divisions: Pasca_Sarjana > Hukum Keluarga Islam-S2
Depositing User: Mrs yuni hartini
Date Deposited: 21 Feb 2023 08:50
Last Modified: 21 Feb 2023 08:50
URI: http://e-theses.iaincurup.ac.id/id/eprint/2717

Actions (login required)

View Item View Item