Pola Komunikasi Guru PAI dalam Membentuk Karakter Religius Suku Anak Dalam di Mes Kabupaten Muratara

Budiman, Budiman and Sutarto, Sutarto and Rini, Rini (2021) Pola Komunikasi Guru PAI dalam Membentuk Karakter Religius Suku Anak Dalam di Mes Kabupaten Muratara. Masters thesis, Institut Agama Islam Negeri Curup.

Text
Tesis full text.pdf - Accepted Version
Download (3MB)

Abstract

Suku Anak Dalam di Mes Kabupaten Muratara sebelum mengalami perubahan menjadi insan yang religius, mereka memiliki karakter takut, malu, tidak mengikuti perkembangan zaman, tidak suka duduk dan belajar lama di dalam kelas, dan tidak pernah berinteraksi dengan orang luar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui nilai-nilai karakter religius yang ditanamkan oleh guru PAI, untuk mengetahui pola komunikasi yang digunakan guru PAI dan untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam membentuk karakter religius Suku Anak Dalam di Mes Kabupaten Muratara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian yaitu data primer dan sekunder serta teknik pengumpulan data dengan mengadakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Lokasi penelitian di Mes Suku Anak Dalam desa Lawang Agung Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara. Hasil penelitian menjelaskan bahwa: Nilai-nilai karakter religius yang ditanamkan kepada Suku Anak Dalam di Mes melalui dua karakter religius yaitu nilai ilaihiyah: Iman, Islam, dan Ihsan dan Taqwa. Kemudian nilai insaniyah seperti: sillat al-rahim (rasa cinta kasih kepada sesama), al-ukhuwah (semangat persaudaraan), dan al-munfiqun (sikap saling tolong menolong). Pola komunikasi yang digunakan guru PAI dalam membentuk karakter religius Suku Anak Dalam di Mes Kabupaten Muratara adalah pola komunikasi satu arah dan pola komunikasi banyak arah menyesuaikan dengan kegiatan apa yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran membentuk karakter religius anak. Faktor pendukung dalam membentuk karakter religius Suku Anak Dalam dilihat dari faktor internalnya seperti adanya kegiatan keagamaan dan sarana prasarana yang memadai. Sedangkan faktor eksternalnya seperti adanya perhatian dari masyarakat dan adanya perhatian dari Dinsos. Faktor penghambat dari internal malas dan tidak patuh, pengaruh lingkungan, kurang rasa memiliki terhadap barang yang dipakai dan kesulitan dalam menghafal ayat al-Qur’an atau Hadits. Penghambat dari eksternal seperti keterbatasan jumlah pendidik yang tidak seimbang dengan anak, sehingga mengalami keterbatasan dalam membentuk karakter religius.

Item Type:

Thesis (Masters)

Creators: