Asiah, Nur and Dedi, Syahrial and Shesa, Laras (2021) Pandangan Hukum Islam Terhadap Pernikahan Anak Tunggu Tubang (Studi Kasus Tenam Bungkuk Semende Darat Tengah. Sarjana thesis, IAIN Curup.
Text
NUR ASIAH (17621026).pdf - Accepted Version Download (2MB) |
Abstract
Persoalan pernikahan terkadang menimbulkan masalah dan menjadi hal yang sensitif dalam sebuah keluarga terlebih lagi persoalan tentang pernikahan yang harus diadakan dengan sebuah kemewahan dan secara besar-besaran. Di Tenam bungkuk terdapat suatu Adat yang mengistimewakan pernikahan anak perempuan pertamanya Tunggu Tubang yaitu mengadakan adat parbiye, adat parbiye merupakan pemberian satu ekor kerbau dari pihak laki-laki kepada calon istri, pemberian ini adalah suatu pemberian yang dijawibkan bagi siapa saja yang akan menikahi anak perempuan pertama atau tunggu tubang, adat parbiye ini hanya berlaku bagi anak perempuan pertama saja dan biasanya anak tunggu tubang akan meminta mahar yang besar sedangkan anak yang bukan tunggu tubang tidak ada kewajiban pelaksanaan adat parbiye dan maharnya akan lebih kecil dibandingkan dengan anak tunggu tubang. Di dalam Al-Qur’an Allah telah menjelaskan secara rinci sebagai wujud kebesaran dan keadilan-N kewajibanya terhadap aturan-aturan nya mengenai pernikahan dan juga dijelaskan dalam hadist Rasullulah Saw, sehingga dapat menjadi solusi bagi mereka dalam menyelesaikan perkara pernikahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana praktek pernikahan anak Tunggu Tubang dalam hukum Adat Semende serta untuk mengetahui bagaimana pandangan hukum Islam terhadap aturan adat Semende mengenai pernikahan Tunggu Tubang. Metode yang digunakan adalah jenis penelitian lapangan (field research), menggunakan penelitian lapangan karena peneliti melakukan penelitian di Desa Tenam Bungkuk Semende Darat Tengah Kabupaten Muara Enim. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Pandangan hukum Islam terhadap pernikahan anak tunggu tubang ini tidak bertentangan dengan ajaran Islam karena Hukum adat mengenai pernikahan anak tunggu tubang jika dikaji melalui metode ‘urf Para ulama sepakat bahwa ‘urf shahih dapat dijadikan dasar hukum selama tidak bertentangan dengan syara’. adat ini termasuk dalam kategori al-‘adah atau al-‘urf ini didefinisikan dengan : Apa yang dianggap baik dan benar oleh manusia secara umum (al-‘adah al-ammah) yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.
Item Type: | Thesis (Sarjana) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Uncontrolled Keywords: | Semende, Tunggu Tubang, Parbiye | ||||||||
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman K Law > K Law (General) |
||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam > Hukum Keluarga Islam | ||||||||
Depositing User: | Mrs yuni hartini | ||||||||
Date Deposited: | 21 Feb 2023 08:34 | ||||||||
Last Modified: | 21 Feb 2023 08:34 | ||||||||
URI: | http://e-theses.iaincurup.ac.id/id/eprint/2440 |
Actions (login required)
View Item |