Pandangan Hukum Islam terhadap Istri yang Menolak Berhubungan Seksual dengan Suami yang Nusyuz

Herlinda, Juliani and Muda Hasim Harahap, Oloan and Ridwan, Rifanto Bin (2020) Pandangan Hukum Islam terhadap Istri yang Menolak Berhubungan Seksual dengan Suami yang Nusyuz. Sarjana thesis, IAIN Curup.

[img] Text
JULIANI PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP ISTRI YANG MENOLAK BERHUBUNGAN SEKSUAL DENGAN SUAMI YANG NUSYUZ.pdf - Accepted Version

Download (1MB)

Abstract

Pemahaman bahwa wanita (istri) dalam keadaan apapun harus memenuhi keinginan seksual suami dan jika istri menolak ajakan seks suaminya, maka ia dikatakan berdosa besar kerap kali dijadikan sebagai alasan atas nama agama.Seharusnya diantara keduanya saling menggauli dengan cara yang ma’ruf dan penuh kasih sayang. Dengan adanya kenyataan itulah, maka penyusun melakukan penelitian mengenai: Pandangan Hukum Islam terhadap istri yang menolak berhubungan seksual dengan suami yang nusyuz. Pokok masalah dalam penelitian ini adalah, Pandangan Hukum Islam terhadap istri yang menolak berhubungan seksual dengan suami yang nusyuz. dengan sub permasalahan: 1) Bagaimana konsep nusyuz suami dalam ajaran Islam ? dan 2) Bagaiman pandangan hukum Islam terhadap istri yang menolak berhubungan seksual dengan suami yang nusyuz ? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang datanya diperoleh melalui sumber literatur (Liberay Research), yaitu kajian literatur melalui riset kepustakaan kitab yang membahas tentang nusyuz. Sumber data primernya adalah al-Qur’an dan hadis. Sedangkan data sekundernya diambil dari berbagai kitab, buku-buku dan jurnal yang relevan dengan pembahasan. Hasil penelitian ini adalah bentuk nusyuz suami terjadi bila ia tidak melaksanakan kewajibanya terhadap istrinya, baik meningalkan kewajiban yang bersifat materi seperti nafaqah atau meningalkan kewajiban yang bersifat non materi diantaranya ma’asyarah bil ma’ruf atau mengauli istrinya dengan baik sebagaimana kewajiban suami yang telah diatur dalam islam. Terkait dengan hak suami dalam hubungan seksual, istri harus menjalankan kewajibanya sesuai dengan hadis yang berhubungan suami istri. Wanita yang menolak bersetubuh mendapat laknat malaikat di sepanjang malam nya, sehingga begitu besar dosa istri menolak ajakan suami berhubungan intim. Istri yang menolak berhubungan seklual dengan suami yang nusyuz hukumnya boleh. Ulama mengarisbawahi bahwa bila ada uzur yang dibenarkan syariat, maka istri boleh menolak ajakan suaminya untuk berhubungan intim, seperti haid, atau sakit yang tidak memunkinkannya untuk memenuhi hajat suami dan apabila suami tidak lagi memenuhi kewajibannya sebagai suami dalam segi memeberi nafkah, maka istri boleh menolak melayani suami dalam hubungan intim termasuk juga boleh pisah ranjang, bahkan pisah rumah dan suami tidak boleh menghalanginya.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Creators:
CreatorsEmail
Herlinda, JulianiUNSPECIFIED
Muda Hasim Harahap, OloanUNSPECIFIED
Ridwan, Rifanto BinUNSPECIFIED
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman
K Law > K Law (General)
Divisions: Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Mrs yuni hartini
Date Deposited: 21 Feb 2023 08:26
Last Modified: 21 Feb 2023 08:26
URI: http://e-theses.iaincurup.ac.id/id/eprint/2244

Actions (login required)

View Item View Item